|
Selasa, 09 Agustus 2016
Pullandoq Dan Puccecang Tokoh Dongeng Tanah Mandar Yang Terkikis Oleh Zaman..
Kamis, 31 Maret 2016
Pendidikan Agama Sarana Efektif Tangkal Radikalisme..
Jakarta (Pinmas) —- Pendidikan agama yang baik merupakan sarana
efektif dalam upaya menangkal radikalisme. Pendidikan agama juga
menjadi proses terbaik untuk menanamkan nilai-nilai kesantunan,
kedamaian, serta bela negara dan kecintaan kepada Tanah Air.
Pandangan
ini disampaikan Kabalitbang-Diklat, Abd. Rahman Mas’ud, saat mewakili
Menteri Agama menjadi narasumber pada Seminar Nasional Kurikulum
Pertahanan dan Bela Negara Universitas Pertahanan yang diselenggarakan
oleh Kementerian Pertahanan RI di Jakarta, Selasa (29/03) kemarin.
Menhan dan Menristek juga had
ir dalam seminar nasional yang diikuit para
rektor perguruan tinggi negeri dan swasta.
Menurut Mas’ud,
benih-benih munculnya tindakan kekerasan dengan motif agama berawal dari
adanya pemahaman keagamaan yang bercorak literal-skiptural dan
cenderung eksklusif. Pemahamaan seperti ini cenderung mengarahkan
penganutnya untuk tidak toleran terhadap perbedaan dan kemajemukan.
Padahal, Indonesia sejak dulu dikenal sebagai negara yang majemuk dan
masyarakatnya dikenal sangat toleran.
Mas’ud menilai, langkah
konkret yang dilakukan, termasuk oleh Kementerian Agama, dalam rangka
kontra-radikalime adalah mengembangkan pendidikan agama yang moderat,
rasional, santun, dan berorientasi pada kesadaran bela negara. Dalam
konteks ini, lanjut Mas’ud, pesantren dalam banyak ragamnya merupakan
lembaga kegamaan yang dapat menjadi basis utama dalam menanamkan bela
negara dengan mengutamakan pembentukan pola pikir berbangasa dan
memperkuat ideologi Pancasila . “Ajaran hubbul watan minal iman: cinta
bangsa bagian dari iman cukup mengakar di mainstream dunia pesantren,”
tutur Mas’ud.
Namun demikian, selain soal kesantunan dan
moderatism, Mas’ud menggarisbawahi pentingnya mengkaitkan pendidikan
agama dan bela negara dengan common issues yang lebih menyentuh
kebutuhan dasar manusia. Isu-isu strategis seperti kesejateraan ekonomi
(entrepreneurship), kesehatan (reproduksi), kesetaraan gender (gender
equity), dan kepemerintahan yang baik (good governance), perlu dikaitkan
dengan pendidikan agama dan bela negara sehingga lebih kontekstual.
Termasuk dalam hal ini adalah perlunya rembug bersama para pemimpin
agama tentang permasalahan sosial terlebih tentang toleransi dan
penghargaan perbedaan. (hb/mkd/mkd)
Selasa, 15 Maret 2016
MTQ Ke XXIX Tingkat Kabupaten Majene Di Somba kecamatan Sendana
Pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Qur'an Ke 29
Tingkat Kabupaten Majene yang dilaksanakan di lapangan bura' sendana somba
kecamatan Sendana berlangsung mulai tanggal 12 - 18 maret 2016.
Kegiatan tersebut di buka langsung oleh Wakil
Bupati majene DR. Fahmi Massiara, SH, MH. Yang dihadiri seluruh camat dan
pejabat eselon II dan III Pemkab Majene, dalam sambutannya Bupati Majene
Terpilih ini menegaskan pentingnya kegiatan ini dilaksanakan secara continue demi
menuju pemberantasan buta aksara baca alqur’an dan pembinaan generasi muda
dalam mengembangkan pengetahuan tilawah agar kedepannya bisa meraih prestasi
yang lebih dari apa yang ada sekarang.
Kepala Kantor Kementerian Agama kabupaten Majene
H. Sufyan Mubarak, SH, MH. Melantik para dewan hakim yang akan bertugas menilai
kemampuan para peserta dari semua cabang yang dilombakan, Sufyan berharah agar
semua anggota dewan hakim member penilaian yang obyektif dan tidak berdasarkan
hubungan emosional dan like dislike.
Berbagai perlombaan yang diikiuti peserta dari
berbagai cabang yang mewakili delapan kecamatan se kabupaten majene, seperti
Musabaqah Tilawatil Qur’an, Hifdzil Qur’an, Kaligrafi, dll. Akan menjadi
hiburan tersendiri bagi masyarakat sendana yang kali ini menjadi tuan rumah
Dalam Pelaksanaan MTQ dan memperkanalkan maskot ikan tuing-tuing yang setia
menemani peserta yang terpajang kokoh di depan panggung tilawah dan menjadi
ciri khas dari kecamatan sendana sebagai tuan rumah (Arm)
Kamis, 11 Februari 2016
Penilaian Hampir Sama: "Nilai RB Kemenag 2016 Ditargetkan Naik"
Irjen Kemenag m. Jasin |
Kamis, 04 Februari 2016
Pengembang Program Pemberdayaan Umat
Ikhtisar Jabatan:
Menerima, memeriksa,
mengumpulkan bahan dan data Pengembang Program Pemberdayaan umat serta mengkaji
dan mengembangkan Pemberdayaan Umat sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku
untuk tercapainya sasaran sesuai yang diharapkan.
Uraian Tugas
1.
Menerima
serta memeriksa bahan dan data Pengembang Program Pemberdayaan umat sesuai
dengan prosedur sebagai bahan kajian dalam rangka mengembangkan Program Pemberdayaan umat
2. Mengumpulkan
dan mengklasifikasikan bahan dan data Pengembang Program Pemberdayaan umat sesuai
spesifikasi dan prosedur untuk memudahkan apabila diperlukan;
3. Mempelajari
dan mengkaji karakteristik, spesifikasi dan hal-hal yang terkait dengan Pengembang
Program Pemberdayaan umat sesuai prosedur dalam rangka mengembangkan Program
Pemberdayaan umat;
4. Menyusun
konsep Pengembangan Program Pemberdayaan umat sesuai dengan hasil kajian dan
prosedur untuk tercapainya sasaran yang diharapkan;
5. Mendiskusikan
konsep Pengembangan Program Pemberdayaan umat dengan pejabat yang berwenang dan
yang terkait sesuai prosedur untuk kesempurnaan Pengembangan Program
Pemberdayaan umat;
6. Menyusun
kembali Pengembangan Program Pemberdayaan umat berdasarkan hasil diskusi sesuai
prosedur untuk kelancaran dan optimalisasi Pengembangan Program Pemberdayaan
umat;
7. Mengembangkan
Program Pemberdayaan umat sesuai rencana dan prosedur untuk optimalisasi hasil
sesuai yang diharapkan;
8. Mengevaluasi
Pengembangan Program Pemberdayaan umat sasuai prosedur sebagai bahan perbaikan
dan kesempurnaan tercapainya sasaran;
9.
Melaporkan
hasil Pengembangan Program Pemberdayaan umat sesuai prosedur sebagai bahan
evaluasi dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas;
10. Melaksanakan
tugas kedinasan lain yang diperintah atasan baik secara tertulis maupun lisan.
Langganan:
Postingan (Atom)